Home » Ayo Berfikir

Ayo Berfikir

No comments

Islam sejak awal dan secara terus menerus mendorong umatnya untuk selalu berfikir dan memikirkan segala sesuatu, hal-hal di dalam diri serta di alam semesta ciptaan Tuhan ini. Berkali-kali al-Qur’an menyebutkan : “Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”,(apakah kamu tidak menggunakan akalmu), “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun”, (di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?).

Kepada bangsa Arab Al-Qur’an mengatakan dan Nabi diminta untuk mengingatkan mereka:

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ . وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ. وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ. وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ. فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan”.(Q.s. Al-Ghasyiyah, 17-20).

Pada ayat lain Allah menegaskan seraya menegur orang-orang yang rajin membaca atau menghapal al-Qur’an tetapi tidak mempelajari atau memahami isinya:

افلا يتدبرون القران ام على قلوب اقفالها

“Afala yatadabbarun al-Qur’an Am ‘Ala Qulubin Aqfaluha”. (Apakah kalian tidak memikirkan/merenungkan isi al-Qur’an, atau hati mereka terkunci”. (Q.s. Muhammad, 24).

Menarik sekali redaksi yang digunakan untuk menyampaikan perintah berpikir itu. Redaksi “Apakah tidak”, merupakan bentuk kritisisme al-Qur’an yang sangat tajam. Ia sedang menyindir mereka yang tak mau berpikir, tak mau merenung dan tak mau meneliti atau memperhatikan kehidupan. Dalam ilmu sastra Arab disebut “Istifham Inkari”. Seakan-akan Allah mengatakan “kalian kok tidak berfikir sih. Ayo dong berpikir”. atau “gunakan dong akal dan pikiranmu”. Dalam bahasa Kiyai Ulil Abshar Abdalla “beragama yang “Ngintelek”.

BERSAMBUNG

+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
+1
1

Bagikan artikel ini

Leave a Comment