Kanal Santri, Sleman – Hari ini halaman MA Diponegoro penuh warna. Bukan karena cat baru, tapi karena kedatangan para santri anyar yang siap memulai petualangan hidup di pesantren. Yup, inilah momen paling ditunggu: NSOP — New Students Orientation Program, atau kalau bahasa santrinya: Masa Ta’aruf Santri.
Pagi-pagi buta, para santri baru sudah berjejer rapi, wajah-wajah masih ngantuk tapi semangatnya udah kayak mau rebut bedug. Apel pembukaan NSOP digelar dengan penuh khidmat, dipimpin oleh ustadz-ustadz keren yang siap membimbing para pejuang ilmu ini sampai lulus dengan berkah dan barokah.
Sesi demi sesi berjalan dengan irama khas santri. Mulai dari perkenalan dunia madrasah dan pesantren, struktur organisasi, tata tertib, sampai kisah-kisah inspiratif dari para senior yang pernah jadi “anak baru” juga. Santri baru mulai paham, bahwa di MA Diponegoro, belajar itu bukan cuma soal nilai, tapi juga soal adab, akhlak, dan siap jadi pejuang umat.
“Di sinilah kami belajar menjadi santri sejati. Bukan cuma pintar kitab, tapi juga kuat mental, lembut akhlak, dan siap hidup bareng teman dari berbagai penjuru negeri,” ujar Kak Mahali Ketua PK IPNU MA Diponegoro kepada adik-adik kelasnya.
Tepat jam 06.45, santri anyar dicegat panitia buat registrasi dan isi absen. Nggak bisa ngilang, nggak bisa pura-pura belum mandi. Semuanya wajib tercatat dan terdata. Setelah itu, langsung gas istighotsah bareng dan bersih-bersih lingkungan, biar semangatnya suci dan halamannya kinclong. Belajar jadi santri itu dimulai dari hal kecil: bersih-bersih!

Masuk jam 07.45, ruangan class mendadak khidmat. NSOP resmi dibuka! Acaranya komplit: pembukaan, lantunan ayat suci Al-Qur’an, sambutan dari Kepala Madrasah Ust. Fauzan SPdI MAg, doa yang adem dari Fairuz, sampai sosialisasi NSOP oleh kak Mahali. Di sini, santri baru mulai paham, bahwa jadi santri MA Diponegoro itu bukan sekadar ganti seragam, tapi juga ganti mindset: dari rebahan ke perjuangan!
Setelah istirahat bentar, jam 09.15 masuk sesi serius tapi santai: materi sejarah dan profil madrasah. Bareng Ustadzah Ika yang tampil kalem tapi tegas, santri diajak mengenal akar sejarah tempat mereka bakal ditempa. Siangnya, lanjut ke pengenalan organisasi madrasah: dari IPNU-IPPNU, koperasi, sampai ekstrakurikuler keren. Disampaikan oleh kak Mahali yang gaya penyampaiannya bikin ngakak tapi nempel di otak.

Lanjut jam 12.00, waktunya ishoma. Makan siang di gazebo, ditemani angin semilir dan sesama pejuang ilmu yang mulai akrab walau belum hafal nama.
Terakhir, jam 13.00, para santri digiring buat penugasan ringan dan bersih lingkungan lagi. Biar semangat cinta kebersihan terus tertanam sejak awal, karena kebersihan itu bukan cuma sebagian dari iman, tapi juga bagian dari nilai kecakapan hidup!
“NSOP ini kayak buku bab pertama. Kalau dibaca serius, ending-nya bakal keren. Tapi kalau diremehin, siap-siap jadi santri cepat bosan,” celetuk salah satu panitia sambil nenteng sapu.
Hari pertama NSOP pun ditutup dengan lelah yang barokah. Santri baru sudah mulai paham, bahwa di MA Diponegoro, ilmu, adab, dan kebersamaan berjalan beriringan.