Hilal tracker ini saya plot secara Geosentris untuk POB Lhoknga, Aceh Besar NAD. Pada saat rukyat besok ketinggian hilal di lokasi adalah 8°3′ toposentris dan elongasi geosentrisnya sudah 10°14′.
Meskipun secara rukyat peluang cukup besar namun kendala cuaca bisa saja membuat gagalnya rukyat. Andai itu terjadi NU tidak khawatir karena masih memiliki jurus pungkasan yaitu QORNU (Qoth’iy Rukyah Nahdlatul Ulama).
QORNU adalah Kriteria non-rukyah atau bisa disebut sebagai kriteria “hisab” pada kondisi tertentu saat ketinggian hilal terindikasi menyebabkan jumlah hari bulan berikutnya cuma 28 hari jika di-istikmalkan.
Berdasarkan kajian yang dilakukan LF-PBNU elongasi (geosentris) 9,9° (10°) disepakati menjadi angka patokan diberlakukannya kaidah “hisab” sebagai penentu jika rukyat gagal yang dinamakan kaidah ‘qoth’iy-rukyah’ (pasti bisa dirukyah) pada gelaran Mukernas LF PBNU di Bandung 9-12 Desember 2022.

Sehingga mulai sekarang kriteria penetapan awal bulan Hijriyah NU menggunakan 3 prinsip yaitu:
- Rukyat dengan batas Imkan Rukyah NU (IRNU364)
- Istikmal dan
- Hisab dengan batas Qoth’iy Rukyah NU (QORNU99).
Sehingga untuk kasus awal Syawal 1445 H ini kalau melihat posisi hilal di Lhoknga, andaikan kaidah rukyah gagal di seluruh Indonesia maka kaidah 3 akan menggantikan.
Sehingga bisa dipastikan untuk lebaran kali ini insya Allah AMAN artinya akan dirayakan secara bersamaan pada Rabu, 10 April 2024.
Namun beberapa kelompok kecil bisa saja berbeda.
🕌🕌🕌 Salam Idul Fitri 1445 H 🙏🙏 – Mohon Maaf Lahir dan Batin 🕌🕌🕌 🥣🧉🍹🥃🍷🥂🍻🧊🥣🍩🍿🥧🍦🍨
Oleh: Mutoha Arkanuddin | Direktur Griya Antariksa | LF PWNU DIY