Home » Kelangkaan Pupuk Petani, Siswa-Siswi MA Diponegoro Diajarkan Cara Membuat Pupuk Kandang

Kelangkaan Pupuk Petani, Siswa-Siswi MA Diponegoro Diajarkan Cara Membuat Pupuk Kandang

No comments

Pupuk memiliki peran yang penting bagi petani. Hal tersebut tentunya berguna untuk membantu kesuburan tanah dan juga tumbuhnya tumbuhan yang sedang ditanaminya agar menjadi lebih maksimal.

Permasalahannya, kini banyak petani yang mengeluh terkait adanya kartu kelompok tani, di mana jika mereka yang tidak tergabung dalam kelompok tersebut, maka mereka tidak bisa mendapatkan akses pertanian, begitu juga sebaliknya.

Permasalahan lainnya yaitu adanya orang-orang/ oknum yang menimbun pupuk, sehingga petani-petani yang lain tidak kebagian untuk mendapatkan pupuk.

Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Tentunya, agar petani tidak merugi dan juga tidak mengeluh lagi.

Sebagaimana praktiknya, pada Sabtu lalu (24/6/2023), siswa-siswi MA Diponegoro berkunjung ke Joglo Nusantara Organik, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dokumentasi MA Diponegoro

Disana mereka diajarkan berbagai macam alternatif ketika petani mengalami keterpurukan dalam hal pupuk. Sebagaimana contohnya yaitu dengan membuat pupuk yang berasal dari kandang, kemudian membuat pupuk organik cair dan juga cara membuat pestisida nabati (alami).

Mas abdul yang menjadi pembicara saat itu, menjelaskan salah satu alternatif ketika petani mengalami kelangkaan pupuk, yaitu dengan membuat pupuk kandang.

Menurutnya, bahan-bahan untuk membuat pupuk sangatlah mudah yaitu berasal dari kandang. Adapun bahan-bahan yang dimaksud Mas Abdul adalah sebagai berikut:

  1. Kotoran hewan/ intil (kotoran hewan kambing)
  2. Urin (air kencing kambing)
  3. Sisa rumput pakan
  4. Molase/ tetes tebu/ gula merah cair
  5. Bakteri pertanian
  6. Garam krasak

Kemudian Mas Abdul juga menambahkan terkait cara membuat pupuk kandang sebagai berikut:

  1. Kotoran hewan dan sisa rumput pakan dihaluskan terlebih dahulu
  2. Kemudian garam krasaknya ditabur hingga merata
  3. Urin, molase dan bakteri dicampur terlebig dahulu, kemudian disemprotkan
  4. Ditutup rapat agar tidak ada lalat yang hinggap ke dalam pupuk tersebut

Semoga dengan adanya alternatif ini, petani-petani di Indonesia tidak mengeluh lagi terkait adanya kelangkaan pupuk. Namun dengan adanya alternatif tersebut, petani juga bisa belajar, bergerak dan mengembangkannya, agar pertanian di Indonesia bisa lebih baik lagi, baik dari hulu maupun ke hilir.


Penulis: Zainal Muttaqin | Guru Seni Budaya di MA Diponegoro.

+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Bagikan artikel ini

Leave a Comment